Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya https://journal.akparparamitha-bkt.ac.id/index.php/panorama <div id="content"> <p><strong>Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya.</strong> E-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230110561204558" target="_blank" rel="noopener"><strong>2985-430X</strong></a> is a is an open-access, peer-reviewed multidisciplinary journal dedicated to the publication of new research in all aspects of tourism, with primary attention being paid to the exploration, experimentation, and innovation of all areas of the tourism in relation to social and cultural life.</p> <p><strong>Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya </strong>published by Akademi Pariwisata Paramitha Bukittinggi twice a year in <strong>Januari - Juni</strong> and<strong> Juli- Desember.</strong> All scientific articles related to tourism can be published in the Journal, including but not limited to:</p> <ul> <li>Cultural Tourism</li> <li>Event Studies</li> <li>Tourism Education</li> <li>Community Based Tourism</li> <li>Tourism Art</li> <li>Tourism Legal Aspect</li> <li>Tourism Economy</li> <li>Hospitality</li> <li>Culinary</li> </ul> </div> Akademi Pariwisata Paramitha Bukittinggi-Indonesia en-US Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya 2985-430X FIGURATIVE LANGUAGES USED IN “TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK” NOVEL BY HAMKA https://journal.akparparamitha-bkt.ac.id/index.php/panorama/article/view/30 <p>This research discusses the figurative language found in a novel entitled Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck by Hamka. The objective of this research is to analyze &nbsp;figurative language in the novel. The theory of Figurative Language by Perrine and Semantic theory by Leech are usd in this research. The data sources of this research is a novel entitled Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck by Hamka. In this research, the writer applies Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) and analytical referential identity method proposed by Sudaryanto. The result of this research shows there are 33 Simile, 9 Methapor, 15 Personification, 6 Apostrope, 14 Metonymy, 7 Symbol, 6 Allegory, 2 Paradox, 5 Hyperbole, 6 Litotes, 4 Irony and 8 Allusion</p> Nabilla Novriani Tanjung Afdaleni Afdaleni Nofrika Sari Copyright (c) 2025 Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya 2025-08-20 2025-08-20 3 2 62 69 CONTEXTUAL AND FUNCTIONAL ANALYSIS OF IDIOMS IN THE TOURIST (2010) SCREENPLAY https://journal.akparparamitha-bkt.ac.id/index.php/panorama/article/view/31 <p>This research discusses the Idiom in “The Tourist” Screenplay Movie by Florian Henckel von Donnersmarck. This research aims to discover the types of idioms, analyze their contextual meanings, and determine their functions. The data are taken from the screenplay in “The Tourist. The non-participant observational method is applied in this research. McCharty and O’Dell’s theories are used in this research. The result of this research showed 6 idioms that are present in “The Tourist” screenplay. The idioms are divided into six types: 1 idiom of similes, 1 idiom of binomials, 1 idiom of proverbs, 1 idiom of euphemism, 1 idiom of clichés and fixed statements, and 1 idiom of other languages. The idiom is also analyzed based on its contextual meaning. The meaning of an idiom is not only determined by the dictionary, but it is influenced by its context and situation when the idiom is uttered/ spoken. Also, every idiom had its functions. The functions of idiom include giving emphasis, commenting on people, commenting on situations, and catching the reader’s eye.</p> Yuhendra Yuhendra Rahmi Melani Z Copyright (c) 2025 Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya 2025-08-20 2025-08-20 3 2 70 76 STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PUNCAK LAWANG KABUPATEN AGAM https://journal.akparparamitha-bkt.ac.id/index.php/panorama/article/view/32 <ol> <li>Objek wisata puncak lawang merupakan wisata alam yang menyajikan keindahan danau maninjau dari atas perbukitan dengan hutan pinus yang masih sangat alami dan hijau. Udara sejuk dan segar dengan suhu kawasan mencapai 27 derajat celcius. Pengunjung juga dapat melihat pemandangan puncak gunung talamau,sago marapi dan singgalang serta jajaran bukit barisan. Keadaan lingkungan tersebut membuat para pengunjung menjadi betah untuk berlama-lama di soul puncak lawang. Selain potensi keadaan alam yang dimiliki oleh Nagari Lawang ada juga potensi lainnya yaitu seni budaya dan adat istiadat. Seni budaya kesenian saluang (alat musik tiup dari minangkabau) dan perhelatan randai serta prosesi perkawinan dengan mengantar jamba dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan. Kuliner yang khas juga membuat Nagari Lawang menjadi semakin ternama di masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Startegi Pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang. Metode yang dilakukan melalui pengumpulan data melalui riset lapangan dan riset perpustakaan, sedangkan analisis data dilakukan melalui metode kualitatif deskriptif.Objek Wisata Puncak Lawang memeliki banyak potensi yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke Puncak Lawang, potensi pariwisatanya sudah diakui ditingkat daerah dan wisatawan yang telah pernah mengunjungi Objek Wisata Puncak Lawang. Daya tarik yang dimiliki oleh oleh objek Puncak Lawang adalah keindahan alam yang dimilikinya dengan daerah yang sejuk dan masih alami sekali, yang terletak pada ketinggian.</li> </ol> Yolveri Yolveri Yulhaslinda Yulhaslinda Copyright (c) 2025 Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya 2025-08-20 2025-08-20 3 2 77 87 UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI TENUN KHAS MINANG MELALUI WISATA WARISAN BUDAYA DI NAGARI PANDAI SIKEK KABUPATEN TANAH DATAR https://journal.akparparamitha-bkt.ac.id/index.php/panorama/article/view/33 <p>Kerajinan tenun sendiri merupakan hasil dari proses membuat pola dengan menyungkitkan benang. Selain sebagai penutup tubuh, tenun juga digunakan orang Minangkabau sebagai&nbsp;sarana dalam acara perkawinan, pelantikan penghulu dan sebagainya.&nbsp;Keterampilan ini merupakan keterampilan tetap yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Tidak hanya pada ibu-ibu, bertenun juga dilakukan oleh para gadis yang mengisi waktu luangnya. Bertenun merupakan mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat Pandai Sikek. Sehingga pada umumnya masyarakat disana memiliki usaha kerajinan tenun.&nbsp;Penelitian bertujuan untuk mengetahui upaya masyarakat dalam mempertahankan eksistensi tenun dan cara mempertahankan tenun melalui wisata warisan budaya. Metode yang dilakukan melalui pengumpulan data melalui riset lapangan dan riset perpustakaan, sedangkan analisis data dilakukan melalui metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan upaya masyarakat mempertahankan eksistensi tenun dengan cara mempelajari serta mengikuti kegiatan yang tertuju pada pembuatan tenun sehingga membuat masyarakat mengerti akan bagaimana asal mulanya kain songket yang diwariskan turun temurun. Mempertahankan eksistensi tenun melalui wisata warisan budaya dengan cara digunakannya sebagai cendera mata pada upacara pernikahan adat Minangkabau dan dilakukannya seminar oleh para wirausaha, adapun dengan festival parade seribu songket. Dengan begitu dapat disimpulkan mempertahankan eksistensi tenun melibatkan upaya untuk melestarikan teknik dan tradisi pembuatan tenun yang telah diwariskan secara turun temurun. Tenun tidak hanya merupakan produk kerajinan tangan tetappi juga simbol budaya yang mencerminkan identitas dan sejarah tenun itu sendiri.</p> Rohimah Nur Nasution Hariman Syaleh Copyright (c) 2025 Panorama: Jurnal Pariwisata, Sosial dan Budaya 2025-08-20 2025-08-20 3 2 88 97